Ponorogo - Grebeg tutup Suro Bantarangin merupakan salah satu agenda tahunan yang ditunggu tunggu masyarakat Ponorogo dan luar Ponorogo salah satunya kirab Buceng Porak, terlihat ribuan masyarakat memadati area Monumen Bantarangin, Desa Sumoroto, Kecamatan Kauman, Ponorogo, Rabu (31/7/2024) sore. Dengan penuh semangat dan antusias, mereka tumplek blek di area tersebut untuk saling berebut buceng porak dalam rangkaian Grebeg Tutup Suro Bantarangin 2024.
Ada lima buceng porak berisi buah-buahan dan sayuran yang sebelumnya dikirab dari Kantor Kecamatan Kauman menuju Monumen Bantarangin. Kelima buceng porak itu dari Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita, Ketua DPRD Ponorogo, Sunarto, Camat Kauman, dan kepala desa se-Kecamatan Kauman.
Menurut Sugiri, filosofi dari buceng porak adalah berdoa kepada Tuhan melalui doa teatrikal, untuk kemudian buceng diporak bersama-sama agar Tuhan memberikan berkah.
“Tuhan memberikan pengayoman, kemudian berharap doa kita terkabulkan melalui ini. Sedekah prinsipnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sugiri menjelaskan, adanya kegiatan Grebeg Tutup Suro di Monumen Bantarangin sudah ada sejak mantan Bupati Ponorogo, Amin, menjabat. Kegiatan itu menjadi acara penutup saat bulan Suro atau Muharram.
“Di Bantarangin ada beberapa kegiatan yang bagus seperti kirab budaya, wayangan, buceng porak, hingga pameran UMKM,” jelasnya.
Bantarangin dulunya merupakan sebuah kerajaan, di mana awal mula Reog Ponorogo berasal. Tokoh-tokoh Reog Ponorogo, seperti Klonosewandono, Warok, Bujang Ganong, Jathilan, dan Barongan lahir dari wilayah tersebut.
“Menurut cerita, di sinilah lahirnya Kerajaan Bantarangin dengan raja yang terkenal, Klonosewandono," paparnya.
Gelaran Grebeg Tutup Suro Bantarangin, selain untuk menguri-uri budaya Jawa umumnya dan budaya Ponorogo, juga untuk meningkatkan perekonomian di wilayah setempat.
“Di samping menumbuhkan karakter Bantarangin, lalu juga mampu memutar kincir ekonomi ada pertumbuhan, spending, banyak hal yang didapat. Puluhan UMKM yang di sini semua laku. Ini keren dan siapapun pemimpinnya wajib meneruskan budaya ini,” pungkasnya.
Sementara itu Camat kauman dalam sambutannya Toni Kristiawan mengatakan,"ucapan terimakasih kepada semua pihak yang ikut andil dalam pelaksanaan Tutup Grebeg Suro Bantarangin berjalan lancar dan sukses, " yang mana tujuan di laksanakan kegiatan tersebut tidak lain untuk menguri-uri budaya Jawa dan budaya yang ada di bumi Ponorogo, dengan harapan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, "harapnya.
(Red/ADV)
Posting Komentar